REPORT

2014 Visiting Kofu Higashi High School Report 7March 11, 2014

620

 The visit to Kofu Higashi High School was very fun and exciting experience. It was the first time for me to enter such a Japanese school and to directly interact with the students. We, the students and I, both exchanged ideas as well as opinions on each of our unique culture. For me, I learn so many things about Japanese culture which I didn’t know previously. They introduced me to nattō (a fermented soybeans), nengajō (New Year postcard), kinkaku-ji ginkaku-ji (famous temples in Kyōto), tanabata (Japanese star festival), and many more else. All of them are very special and unique. I really hope that I can experience them once.
 
 Also, I experienced the classroom cleaning at the end of my visit. What surprised me was that all students worked together to clean each of their own classroom. In addition, when I walked to the other section of the school building, there were some students who swabbing the school corridor floor. So, that was not just a classroom cleaning, but rather a massive school cleaning done by the students.  That was the first time for me to see such that kind of activity which all students all together do the cleaning for almost all of the school building at the same time.

 In my opinion, such kind of this visit activity is very good for the Japanese young generation. By having this activity, the students can intimately know and learn about many cultures from different countries which they may don’t learn from the school lecture. Also, it is a good way for them to practice their English. It might also be good if there was an activity-aside of formal discussion, done together between the students and the foreigners, so that both students and the foreigners can have more active interaction. One simple way is performing a traditional Japanese culture. This means that the foreigners try to perform a traditional Japanese culture, whereas the students try to explain how to do it as well as explain what the meaning of that culture is. This activity may trigger more active interaction since the foreigners should have a very limited knowledge about Japanese, so that more spontaneous and natural dialog will be involved.
 Kunjungan ke SMA Kofu Higashi sangat menyenangkan dan menarik. Dari kegiatan tersebut, saya belajar banyak hal tentang budaya Jepang. Mereka memperkenalkan saya tentang natto (kedelai yang difermentasi), nengajō (kartu pos Tahun Baru), kinkaku-ji ginkaku-ji (kuil yang sangat terkenal di Kyōto), tanabata (festival bintang), dan masih banyak lagi yang lainnya. Saya sangat berharap saya dapat mencobanya selama saya berada di Jepang.
 Di sisi lain, saya juga mendapatkan pengalaman unik tentang membersihkan kelas. Tidak hanya saya, tapi saya dan semua siswa saling bekerja sama dalam membersihkan kelas. Namun, yang mengejutkan adalah ketika saya berjalan ke bagian lain gedung sekolah, ternyata ada beberapa siswa yang sedang mengepel lantai koridor gedung sekolah. Itu adalah pertama kalinya bagi saya dalam melihat semua siswa dapat secara bersama-sama membersihan hampir seluruh bagian gedung sekolah. Saya belum pernah melihat hal seperti itu di Indonesia.
 Menurut pendapat saya, kegiatan kunjungan seperti ini sangat baik bagi generasi muda Jepang. Kegiatan ini dapat membuat para siswa belajar tentang berbagai macam budaya dari berbagai macam negara yang mungkin tidak mereka dapatkan dari pelajaran di kelas. Sekain itu, kegiatan ini juga adalah salah satu cara yang baik bagi para siswa untuk berlatih berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.
 Selain diskusi secara formal, mungkin akan lebih baik bila ada kegiatan yang bisa dilakukan secara bersama-sama antara siswa dan orang asing sehingga siswa dan orang asing dapat lebih aktif dalam berkomunikasi. Salah satu cara yang sederhana adalah mempraktekkan budaya tradisional Jepang. Dalam hal ini, orang asing diharuskan mencoba mempraktekkan budaya tradisional Jepang, sedangkan siswa mencoba untuk menjelaskan bagaimana mempraktekkan dan menjelaskan makna dari budaya tersebut. Kegiatan ini seharusnya dapat memicu interaksi yang lebih aktif antara siswa dan orang asing karena secara umum orang asing memiliki pengetahuan yang sangat terbatas tentang budaya Jepang sehingga sangat dimungkinkan muncul dialog yang lebih spontan dan natural.

Department of Electrical Engineering(工学系研究科電気電子学専攻)
Suksmandhira Harimurti

|